Catatan Jepun tentang bangsa Eropa Perdagangan Nanban

Karakter Nanban, arti harfiahnya "Biadab dari Selatan".

Orang Jepun pada awalnya sedikit meremehkan perilaku orang-orang asing yang baru tiba, yaitu sejak kedatangan Portugis pertama kali pada tahun 1543 di Pulau Tanegashima. Sebuah catatan kontemporer Jepun menceritakan:

"Mereka makan dengan jari-jari mereka, bukan dengan sumpit seperti yang kita pergunakan. Mereka menunjukkan perasaan mereka tanpa pengendalian diri. Mereka tidak dapat memahami arti dari karakter tertulis" (dari Boxer, "Christian Century").Tempura udang

Namun, orang Jepun kemudian cukup cepat mengadopsi beberapa teknologi dan praktek-praktek budaya dari para pendatang, baik dalam bidang militer (arquebus, baju zirah gaya Eropa, kapal Eropa), agama (Kristen), seni dekoratif, bahasa (masuknya kosakata Barat ke dalam bahasa Jepun), dan kuliner: Portugis memperkenalkan tempura dan yang terlebih berharga lagi yaitu gula halus, sehingga terciptalah nanban-gashi (南蛮果子) atau "wagashi dengan angin baru", serta berbagai panganan seperti castella, kompeito, aruheitō, karumera, keiran sōmen, bōro, dan bisukauto.

Banyak orang-orang asing yang dijadikan sahabat oleh penguasa-penguasa Jepun, dan kemampuan mereka kadang-kadang diakui bahkan sampai pada tingkatan untuk mengangkat salah satu di antara mereka menjadi samurai (William Adams), dan memberinya sebuah wilayah perdikan di Semenanjung Miura, sebelah selatan Edo.